JAKARTA | ripost.id – Ketua Umum Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) Dr. Gatot Prio Utomo menyatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih amat rendah. Perlu gerakan masyarakat secara nasional untuk meningkatkan mutu SDM Indonesia. Pemerintahan Prabowo-Gibran diminta lebih serius memperhatikan masalah rendahnya mutu anak dan generasi muda Indonesia.
“Kami menyadari bahwa kualitas SDM Indonesia masih sangat rendah. Ini lampu kuning buat pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan. Kabinet harus serius menangani masalah rendahnya mutu pendidikan nasional dan kompetensi anak Indonesia,” tegas Gatot di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Gatot mengutip data tes PISA (Programme for International Student Assessment) yang konsisten menempatkan Indonesia di posisi terendah selama 20 tahun. Skor PISA Indonesia pada 2018 untuk kemampuan membaca sebesar 371. Sedangkan, pada 2022 menurun menjadi 359. Selanjutnya skor matematika pada 2018 sebesar 379 turun menjadi 366 pada 2022. Dan skor kemampuan sains turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 pada tahun 2022. Skor rerata negara-negara yang tergabung dalam Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yaitu sains (476), membaca/literasi (476) dan matematika (472).
“Saya berharap kabinet ke depan harus diisi oleh profesional yang berani mengambil risiko tidak populis guna meningkatkan kualitas generasi Indonesia. Kita sudah terlambat 20 tahun untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain,” tuturnya.
“Kami menyadari bahwa kualitas SDM Indonesia masih sangat rendah. Ini lampu kuning buat pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan,” tegas Gatot
Gatot menuturkan, NU Circle telah memulai sebuah gerakan nasional untuk meningkatkan kualitas membaca dan matematika melalui dua gerakan besar yaitu Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) dan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Membaca (Gernas Tastaba). Kedua gerakan ini telah berhasil membuktikan bahwa terjadi peningkatan signifikan kualitas guru matematika dan guru membaca setelah mendapatkan pelatihan.
“Kami punya laboratorium di Sumatera Selatan yang berhasil menunjukkan bahwa pelatihan matematika dan literasi membaca berhasil meningkatkan kualitas guru. Dengan mendidik guru menjadi berkualitas, kami sangat yakin akan terjadi peningkatan kualitas siswa,” tegasnya.
Agar gerakan ini semakin masif , NU Circle menjalin kerjasama dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Sumatera Selatan. Penandatanganan MoU antara Iluni UI Sumsel dan NU Circle untuk Peningkatan Kualitas Literasi Numerasi di Sumatera Selatan ditandatangani 13 Juli 2024 lalu. MoU ini ditandatangani oleh Ketua Umum Iluni Sumsel, Giri Kiemas, dan Ketua Umum NU Circle, Gatot Prio Utomo. Kerjasama ini akan diwujudkan dalam bentuk pelatihan pengajaran matematika yang sederhana, bernalar, dan kontekstual kepada para guru SD/MI melalui gerakan yang dinamakan Gernas Tastaka dan pembelajaran literasi melalui Gernas Tastaba.
Ketua Umum Iluni Sumsel, Giri Kiemas, menyatakan peningkatan kualitas pendidikan dasar, khususnya dalam bidang literasi dan numerasi, sangat penting untuk membentuk fondasi kuat bagi generasi muda Indoensia. “ Melalui kerjasama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan. Keberhasilan program ini juga sangat bergantung pada pendekatan pentahelix, yang melibatkan sinergi antara pemerintah, akademisi, komunitas, dunia usaha, dan media. Dengan bekerja bersama, kita dapat mencapai hasil yang lebih maksimal,” tegas Giri.
Kerjasama antara Iluni UI Sumsel dan NU Circle ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan dasar di Sumatera Selatan, dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melakukan inisiatif serupa. rps