JAKARTA | ripost.id – Jaringan masyarakat profesional santri (NU Circle) menjajaki kerjasama peningkatan kompetensi santri Indonesia dengan sejumlah fakultas di Universitas Indonesia seperti Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Psikologi. Salah satu yang dibidik adalah program beasiswa untuk para santri, kewirausahaan, membangun budaya toleransi serta implementasi Program Merdeka Belajar.
‘Kami sedang menjajaki kerjasama. Pertemuan awal ini baru berbincang-bincang sambil makan malam. Fokus NU Circle adalah melakukan transformasi santri menjadi profesional dengan penguatan keterampilan dan kecakapan baru sehingga menjadi lebih profesional,” tegas Ketua Umum NU Circle Dr. R. Gatot Prio Utomo di Jakarta semalam (2/3) di tengah acara Pembubaran Panitia Santri Developer Kebangsaan Batch 2.
Hadir dalam pertemuan Pembina NU Circle Nyai Lily Wahid, Dekan FEB UI Dr. Teguh Dartanto, Dekan FTUI Prof. Heri Hermansyah dan Wadek 1 Fakultas Psikologi Dr. Dicky Pelupesi.
Menurut Gus Pu, sapaan Gatot, NU Circle dapat merekomendasikan sejumlah santri berprestasi untuk mendapatkan beasiswa di UI. Program afirmasi ini bisa melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga.
“Jika santri semakin profesional di bidang masing-masing, kita akan mendapatkan generasi bangsa yang makin lengkap yaitu talenta profesional dan spiritual. Generasi ini yang kita butuhkan untuk masuk ke era global dengan tetap menjaga nilai kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia,” tegasnya.
Selain beasiswa untuk para santri di UI, NU Circle juga menawarkan Program Santri Tani. Program ini memerlukan akselerasi dari dunia kampus.
“Program Santri Tani sudah bekerjasama dengan dunia industri. Kampus bisa berperan di sini. Kita ingin membangun industri kecil berbasis pesantren sebelum bahan mentah dikirim ke industri. Ini salah satu program untuk memberi nilai tambah dalam supply chain komoditas pertanian,” ujar Gus Pu optimis.
Program Sekolah Virtual Nusantara (Sevinus) dan Gernas Tastaka juga bisa dikerjasamakan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki UI. “Kami bisa memanfaatkan smart class di UI untuk membangun konten Gernas Tastaka dan Sevinus. Ini bisa kita lakukan dalam jangka pendek,’ ujarnya.
Ke depan, NU Circle akan melakukan pertemuan lanjutan. Pertemuan diharapkan dapat lebih konkret. “Kami akan terus bersinergi dengan sejumlah pihak untuk membangun oportunity. Di masa depan santri yang profesional dan profesional yang santri harus menjadi arus utama pengembangan sumber daya manusia Indonesia,” katanya. rps