JAKARTA | ripost.id – Rizal “Rodeg” Maulana terjengkang. Ia terkapar di lapangan. Ia “dihajar” pemain Persik Kediri dalam pertandingan Liga I BRI malam ini (25/7/2022). Bekas gelandang Persebaya ini meringis kesakitan.
Rodeg saat ini menjadi skuad tim Persita Tangerang. Mei lalu, namanya diumumkan I Nyoman Suryanthara, manager Persita. Kini Rodeg berseragam ungu.
Sepanjang babak pertama, permainan sering terhenti. Banyak pemain yang ndelosor dan jumpalitan. Jika bola tetap bergerak, wasit hanya menganggap biasa saja “pembantaian” atas nama sepakbola ini.
Di akhir babak pertama, Samsul Arifin, pemain Persik Kediri, baru diganjar kartu kuning. Karena tak mau repot meladeni tik tak pemain Persita, bek Persik Kediri ini menarik kaos pemain Persita dari belakang. Pemain Persita pun terjengkang. Lehernya seperti ketekek (terjerat tali).
“Sihir “ kotor pertandingan Liga I ini terus berlanjut. Babak dua dimulai. Aksi-aksi keras dan ganas saling dipraktikkan dua kesebelasan. Para penonton pun bersorak sorai. Apalagi ketika Wildan, Persita, menceploskan si gundul ke gawang Persik. Skor sementara 2:0 untuk Persita.
Hasil pertandingan tampaknya lebih membanggakan daripada proses permainan sepakbola. Semua tim ingin menang. Wasit juga tak mau repot untuk menegakkan supremasi hukum. Wasit seolah memilih sikap tak peduli permainan kasar terjadi. Asal pertandingan tetap bisa berjalan sambil menunggu waktu usai.
Satu-satunya jalan memperbaiki proses adalah konsumen sepakbola. Ya, para penonton adalah konsumen setia sepakbola Indonesia. Tanpa konsumen cerdas permainan Liga I hanya jadi ajang “pertempuran” dan bulan-bulanan kekerasan. Bukan permainan sepakbola berkualitas yang diidam-idamkan.
Yaaa….permainan idaman, seperti menantu idaman mertua…! Hehehe… (Habe Arifin)