JAKARTA | ripost.id – Rizal “Radeg” Maulana akhirnya menjadi korban kerasnya pertandingan Persita Tangerang kontra Persik Kediri hari ini Senin (25/7) dalam laga Liga I BRI tahun 2022-2023. Persis menit 68 Rodeg akhirnya digotong tim media keluar lapangan. Gelandang bernomor 22 ini  tak bisa melanjutkan pertandingan.

“Korban” berikutnya, Renan da Silva, skuad tim Persik Kediri. Pada menit 82, eks pemain Borneo FC ini berjalan pincang keluar lapangan sambil mengerang kesakitan. Gelandang serang asal Brazil yang sudah malang melintang di Indonesia ini akhirnya juga tak bisa melanjutkan pertandingan.

Aset terbesar para pemain sepakbola adalah kaki. Permainan sepakbola seharusnya merebut bola bukan menggasak kaki lawan.  Para pemain asal negeri sepakbola indah, Brazil, terpaksa disuguhi  permainan keras dan liar. Pilihannya hanya dua: tetap bertarung  atau menyerah terbaring di kanvas rumah sakit.

Malam hari ini, konsumen bola  Tanah Air  juga disuguhi pertandingan Persebaya Surabaya  versus Persikabo Bogor. Pertandingan dipimpin wasit berlisensi FIFA Sance Lawita.

Sepanjang babak pertama, pertandingan digelar lebih beradab. Bola mengalir dari kaki-kaki pemain yang brilian menggocek si kulit bundar. Nyaris tak banyak pelanggaran terjadi. Permainan menjadi enak ditonton dan dinikmati.

Aura wasit berlisensi FIFA tampaknya punya pengaruh cukup kuat. Tak bisa ada sedikit pelanggaran, wasit langsung meniup peluit saktinya.

Manahati Lestusen, Persikabo, merasakan ketegasan sang wasit yang juga prajurit TNI AD ini. Ia  diganjar kartu kuning setelah “mengambil” kaki Higor Vidal (Persebaya)  dari belakang. Pemain asal Brazil yang memulai debutnya di Indonesia ini terjungkal. Ia seperti sedang mendapatkan “welcome drink” dari ganasnya Liga I Indonesia.

Ibarat polisi, wasit bisa bertindak untuk menertibkan “lalu lintas” permainan di lapangan. Jika polisi tak berwibawa, mudah “disuap dan disogok,” lalu lintas permainan bakal kacau. Bisa terjadi saling terobos, saling tabrak, saling jegal dan saling menghunus dendam.

Persebaya mencicipi tegasnya wasit Sance Lawita. Wasit menunjuk titik pinalti setelah pemain Persebaya Dandi Maulana  menggasak pemain Persikabo Dimas Drajad di area kotak 16 pas. Gustavo   Tocantins mengeksekusi pinalti dengan sempurna dan gol. Skor kacamata pecah sudah: 1-0 untuk Persikabo.

Pertandingan Persikabo vs Persebaya  bisa menjadi contoh perdana ketegasan wasit seperti Sance. Wasit yang independen dan tegas  bisa mengobati luka-luka dunia persepakbolaan di negeri ini agar pertandingan sepakbola semakin berkualitas dan menggemaskan. Kayak kamu….iya kamu yang baca tulisan ini….hehe. (Habe Arifin)