SURABAYA | ripost.id – Grand Launching Kota Lama berlangsung seminggu, masyarakat se-Kota Surabaya tumpah ruah di Zona Eropa, Plaza Outdoor Internatio Building, Rabu (3/6) malam. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyuguhkan berbagai hiburan menarik, mulai dari video mapping show, orchestra, teatrikal, hingga drum corps.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji turut serta meresmikan Kota Lama. Tak hanya itu, hadir pula jajaran Pimpinan DPRD Kota Surabaya, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya, Koso Nippon, hingga pemangku kepentingan.
Wali Kota Eri Cahyadi mengapresiasi seluruh masyarakat Kota Surabaya yang hadir dalam Grand Launching Kota Lama malam ini. Menurutnya, seluruh masyarakat yang hadir kali ini lebih banyak daripada soft launch Kota Lama Surabaya pekan lalu.
“Alhamdulillah, pada malam hari ini setelah soft launch 27 Juni, ternyata antusiasme warga Kota Surabaya sangat luar biasa. Dan hari ini ketika grand launch tambah luar biasa, ini menunjukkan warga Surabaya yang luar biasa,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali Kota Eri mengungkapkan, Kota Lama Surabaya tak kalah bagusnya dengan Kota Tua di Jakarta, Jawa Barat dan Kota Lama di Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, Kota Lama Surabaya mempunyai nilai sejarah yang tak kalah unik dengan kota-kota lainnya.
Karena di Kota Lama Surabaya memiliki tempat paling ikonik yang menjadi saksi bisu pecahnya pertempuran 10 November 1945. Salah satu tempat tersebut yaitu, Jembatan Merah. Di lokasi yang tak jauh dari Gedung Internasional itu, menjadi tempat tewasnya Jenderal AWS Mallaby.
“Wisata Kota Lama bukan hanya sebagai destinasi wisata. Akan tetapi juga sebagai pengingat, untuk selalu menjaga nilai-nilai sejarah yang ada di Kota Surabaya. Ingatlah, Bung Karno selalu mengatakan ‘Jas Merah’ (Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah),” ungkapnya.
Wali kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu ingin, dengan adanya destinasi wisata Kota Lama, warga Surabaya tidak melupakan jasa-jasa para pejuang. “Karena pejuang kita berjuang untuk memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Pejuang kita berjuang dengan kekuatannya, ada yang berjuang dengan hartanya, ada yang berjuang dengan keberaniannya. Maka dengan diresmikannya, Grand Launching Kota Lama, ayo arek-arek Suroboyo berjuang melawan stunting, kemiskinan, hingga putus sekolah,” tegasnya.
Tak lupa, Cak Eri mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya dan stakeholder yang telah membantu bersinergi menghidupkan Kota Lama. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada awak media dan influencer yang telah memberitakan dan mempromosikan Kota Lama sehingga dikenal oleh masyarakat.
“Ayo kita teruskan melalui media sosial dan media-media yang ada, kita tunjukkan bahwa Surabaya tidak berhenti untuk berjuang, dan selalu berbuat kebaikan. Semoga dengan grand launch ini, Surabaya diberikan berkah oleh Gusti Allah,” ungkapnya.
Jajal Jeep Limousine Kelilingi Zona Eropa
Pada kesempatan ini, Cak Eri bersama Wakil Wali Kota Armuji beserta rombongan ikut mengendarai mobil listrik model Jeep Limousine mengelilingi zona eropa hingga ke kawasan zona pedesaan di Kya-Kya, Jalan Kembang Jepun. Setibanya di Kya-Kya, tepatnya di Shin Hua Barbershop, Cak Eri menyempatkan diri untuk mencukur rambut.
Diketahui, Shin Hua Barbershop merupakan tempat cukur rambut tertua di kawasan Kota Lama Surabaya. Usia barbershop yang terletak di kawasan pecinan ini, usianya kurang lebih sekitar 100 tahun.
Di samping itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah mengaku bersyukur, Grand Launching Kota Lama berjalan lancar. Terlebih lagi, antusiasme masyarakat yang hadir lebih banyak daripada saat soft launch pada 27 Juni 2024.
Hidayat mengatakan, Grand Launching Kota Lama Surabaya kali ini, pemkot mendapatkan bantuan 2 unit mobil listrik model Jeep Limousine. Selain itu, pemkot juga mendapatkan bantuan 25 becak listrik, untuk menikmati pengunjung wisata Kota Lama. Rencananya, lanjut Hidayat, pemkot akan terus menambah angkutan massal untuk wisata Kota Lama ke depannya.
“Nah, untuk menikmati sarana itu, nanti pengunjung bisa membeli tiketnya. Untuk mobil listrik Jeep Limousine tiketnya sekitar Rp25 ribu. Kalau mobil Jeep (mesin) nanti harganya Rp45 ribu per orang,” kata Hidayat.
Hidayat berharap, dengan adanya wisata Kota Lama, pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya terus meningkat. Maka dari itu, ia berharap ke depannya Disbudporapar Surabaya akan lebih banyak lagi kegiatan agar kunjungan wisata di Kota Surabaya terus meningkat.
“Dampaknya sudah terlihat dari pendapatan Pemkot Surabaya, pajak hotelnya naik, pajak hiburannya naik, pajak restorannya naik, bahkan pajak parkirnya pun juga naik. Bahkan kemarin bisa dilihat dari saat liburan saja kemarin banyak masyarakat yang datang Sumatera, bahkan Indonesia Timur,” harapnya.
Rencananya ke depan, pemkot melalui Disbudporapar Surabaya akan menggelar pertandingan e-Sport di Kota Lama Surabaya pada 26 Juli 2024, kemudian juga ada pertandingan Pesta Vintage yang digelar oleh RRI Surabaya.
“Kita mulai besok juga ada pertandingan semifinal Proliga di kompleks Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), kemudian juga ada Piala AFF U-19 2024 yang juga digelar di Stadion GBT serta Stadion Gelora 10 November (G10N), Tambaksari. Kemudian dilanjutkan dengan Voli Champion,” katanya.
Kota Lama Surabaya makin semarak ketika Pemkot Surabaya menyuguhkan pertunjukan video mapping di Plaza Outdoor Internatio Building kemarin malam. Pertunjukan pemetaan video berdurasi kurang dari 10 menit itu berhasil memanjakan mata para pengunjung yang hadir.
Video mapping hasil karya Project Director LZY Visual, Muhammad Edo Barudi itu, menampilkan gambar 3 Dimensi (3D) yang memukau. Mulai dari menampilkan video peperangan 10 November 1945, perjuangan arek-arek Suroboyo, hingga masih banyak penampilan yang menakjubkan lainnya.
“Tadi juga ada tampilan gedung 3D yang tampak terlihat hidup, seperti seakan runtuh, hingga seakan terbakar. Dengan visual tadi, nuansa Kota Lama menjadi semakin hidup lagi,” kata Edo.
Dalam pembuatan acara pemetaan video ini, Edo membutuhkan waktu sekitar 4 minggu. Melalui proses yang panjangnya, Edo berhasil membuat suasana malam Grand Launching Kota Lama Surabaya semakin meriah.
Edo menambahkan, sebelum membuat video mapping show di Grand Launching Kota Lama Surabaya, ia sempat juga membuat video mapping show di beberapa acara kegiatan nasional bahkan internasional. Seperti World Water Forum, Paviliun Indonesia, KTT ASEAN, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
“Harapannya video mapping show di Gedung Internatio kali ini yang pertama kali. Ke depannya, kami harap bisa mewarnai lebih banyak lagi Kota Surabaya dengan video mapping ini,” pungkasnya. Bahasa Indonesia: rps