JAKARTA | ripost.id—Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan saat ini Indonesia berada dalam fase penting pemulihan ekonomi. 

Berbagai indikator perekonomian terus menunjukkan perbaikan, stabilitas perekonomian dan sistem keuangan tetap terjaga dengan baik.

Menurut Presiden hal ini dapat menjadi pondasi yang kuat untuk melakukan akselerasi pemulihan. 

Hal ini disampaikan Presiden saat memberikan arahan pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia, Kamis (20/1).

“Tahun 2022 akan menjadi momentum dan penanganan pandemi sudah semakin terkendali, meskipun hati-hati masih ada varian omicron yang harus diwaspadai,” tegas Presiden.

Penanganan pandemi yang semakin baik ini, kata Presiden, digunakan untuk membangkitkan optimisme, memberikan keyakinan, memberikan kepercayaan yang lebih besar pada masyarakat dan kepada para pelaku usaha untuk segera melanjutkan aktivitas ekonomi dan aktivitas-aktivitas produktif lainnya.

Meskipun kinerja ekonomi sektor riil terus membaik, tetapi Presiden mengingatkan untuk tetap waspada terhadap perkembangan pandemi Covid-19 utamanya varian omicron.

Demikian juga soal dinamika ekonomi global yang menurut Jokowi masih penuh ketidakpastian, karena memiliki dampak terhadap perekonomian Indonesia.

“Pandemi yang berkepanjangan betul-betul telah menimbulkan luka yang dalam bagi sektor-sektor tertentu,” tambah Presiden.

Di saat yang sama, katanya, telah terjadi global supply chain disruption yang memicu peningkatan harga komoditas dunia dan menimbulkan inflasi global yang semakin tidak menentu. 

Makanya, kata Jokowi, diperlukan strategi penanganan yang lebih spesifik, harus detail, dan efektif serta tetap penuh kehati-hatian agar tidak mengganggu upaya-upaya pemulihan yang sedang kita lakukan.

Karena itu, Presiden menegaskan, kebijakan dan instrumen pengawasan pada sektor jasa keuangan harus mampu mencegah meluasnya dampak pandemi Covid-19 khususnya terhadap perekonomian dan sektor keuangan, serta dapat membantu sektor informal dan UMKM agar mampu bertahan dan diharapkan bahkan bisa tumbuh lebih baik.

Presiden menambahkan,  pembangunan infrastruktur akan terus dipacu dan dilanjutkan dengan reformasi dibidang manufaktur dan industri. 

Hilirisasi mineral dan ekspor barang-barang olahan hasil tambang akan terus ditingkatkan. 

Selain itu, pembangunan berbagai kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus juga akan terus ditambah yang diharapkan dapat menjadi sumber pertumbuhan baru, meningkatkan ekspor manufaktur, dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian.

Presiden juga menegaskan, kebijakan reformasi struktural akan terus dilanjutkan dengan berfokus pada pembangunan ekonomi berbasis environmental sosial dan governance, serta terus mendorong transformasi teknologi dan digitalisasi dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Saya mengharapkan dukungan dari sektor dan industri jasa keuangan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mensukseskan agenda reformasi struktural tersebut,” kata Presiden. (ahm)