GRESIK – ripost.id – Masjid ini terletak di pojokan mBunder Gresik, Jawa Timur.  Nama masjid ini diambil dari tokoh dan pendiri  Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Sejak didirikan, Muhammadiyah  adalah organisasi persyarikatan. Seiring perjalanan waktu, Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai semacam “mahdzab” atau aliran  dalam Islam di Indonesia. Mungkin hanya di Indonesia, di negara-negara  lain tidak.

Setelah berpacu dengan waktu di jalanan, saya tiba di sini menjelang bedug sahur ditutup.  Beruntungnya, masjid ini masih mengadakan sholat berjamaah menjelang makan sahur. Artinya masa ada waktu untuk sahur.  Setelah tolah toleh mencari warung, kantin dan resto di sekitar masjid tak ada,  seorang jamaah menawarkan makan sahur bersama. “Nanti usai sholat, bisa makan sahur bersama di sini.”

Bersama keluarga saya menikmati makan sahur. Rasanya enak dan khas sekali. Jadi ingat semasa kanak-kanak dulu. Hampir setiap hari berbuka dan sahur di langgar (surau). Ingat kelakuan teman-teman saya di masa itu. Nasi ambeng dibagi merata, dimakan secara berkelompok dan bersama-sama. Jika ada ikan bandeng, sering kali ditanam di dalam nasi. Biar tak kelihatan hehe. Saya acap kali hanya kebagian tahu dan tempenya saja. Itu pun  senangnya bukan main.

Usai sholat subuh yang panjang, saya sempatkan memotret masjid ini. Di tengah temaram subuh, ditingkahi cahaya di berbagai sisi, masjid ini tampak eksotik. Indah dan damai.

Pendirinya, H. Bisri Ilyas, seorang pengusaha properti asal Gresik, memang berwasiat ingin mendirikan masjid ikonik dengan nama Ahmad Dahlan. Ia sangat terinspirasi oleh perjuangan Sang Pahlawan nasional itu. Ahli warisnya membuat masjid ini dengan gaya arsitektur Andalusia. Masjid dibuat dengan ornamen banyak pintu, dibalut dengan dua kubah depan dan belakang dan menara kotak panjang setinggi 35 meter.

Dengan lokasi sangat strategis di perbatasan Kabupaten Gresik-Lamongan, masjid ini selalu tampak menonjol bagi para pengendara. Banyak  musafir  sering mampir beristirahat di sini.  Selain leyeh-leyeh di teras, jamaah biasanya berkerumun di kolam ikan, memasukkan dua kakinya ke dalam kolam, sambil merasakan kegelian dicium ribuan ikan-ikan kecil. Air mancur memberi suasana rileks. Udara terbuka, angin semilir, enak sekali beristirahat di sini.

Meski terlihat besar, masjid ini dibangun seluas 1200 meter dengan kapasitas 3000 jamaah, sesungguhnya bangunan utama masjid ini kecil.  Tempat sholat dikelilingi dinding kaca yang cukup tebal dan dingin. Ya, lantai masjid sepertinya tanpa karpet. Dingin sekali.

Oh ya, saya belum menjumpai toilet berdiri di sini. Semua toilet dibuat tertutup dalam kamar-kamar kecil. Ada kamar mandi yang khusus mandi. Ada kamar kecil. Khusus buang air besar dan kecil. Jumlahnya terbatas. Jika kebelet kencing, siap-siap menunggu antrean.

Kebetulan, perut saya mules. Saya agak lama di dalam kamar kecil. Tanpa saya sadari, banyak jamaah yang sudah menunggu. Saya tak juga keluar. Sampai akhirnya terdengar seperti ada suara tembakan: Doorr…dooor…!!! Pintu kamar kecil saya digedor dari luar.  Maaf ya Pak hehe.  (Habe Arifin)