TOT Gernas Tastaba dibagi menjadi tiga topik besar.
Pertama, “Menjadi Pembaca Aktif” yang bertujuan untuk mengajak teman-teman guru SD untuk bukan sekadar gemar membaca tetapi juga menjadi pembaca yang aktif. Artinya, bukan hanya membaca. Apa yang dibaca juga dipikirkan dan dipertanyakan, mungkin juga dirasakan, hasil bacaan dibicarakan dengan orang lain, juga menghasilkan karya setelah membaca.
Kedua, “Membaca Dasar”. Di sini, peserta belajar kembali bagaimana caranya mengajarkan anak yang belum bisa membaca menjadi bisa membaca. Dalam hal ini, kami juga didukung oleh Credo Foundation yang mengizinkan kami menggunakan beberapa bahan yang mereka miliki untuk kegiatan Gernas Tastaba.
Di sini kami membahas sekilas mengenai 4 aspek literasi (mendengar, berbicara, membaca, dan menulis) serta hubungannya satu sama lain. Peserta juga diperkenalkan dengan lambang aksara baru “huruf telur” sehingga bisa menyadari proses belajar membaca (dasar) membutuhkan proses yang perlu dipikirkan dengan seksama.
Peserta juga diajak belajar bahwa agar “Anak bisa sampai ke tahap memahami bacaan (reading comprehension), anak perlu membangun kemampuan terkait pemahaman membaca dan kemampuan decoding. Kami lalu mempelajari 6 komponen literasi (kesadaran cetak, fonologi, pengetahuan alfabet, kosa kata, dan pemahaman). Peserta juga diajak mempelajari bagaimana caranya mengases keterampilan membaca dasar anak dengan melakukan diagnostik kemampuan membaca.
Lalu, ditutup dengan mengutip pandangan Pak Yanto Musthofa membaca meliputi aktivitas keaksaraan (mengidentifikasi-menyerap-memanfaatkan lambang bunyi dan makna), membaca tumbuh dan berkembang dalam proses panjang sejak masa awal kehidupan (paparan kekayaan bahasa serta memerlukan pondasi kemampuan klasifikasi: (sekurang-kurangnya) warna-bentuk-ukuran, merupakan proses organik (didorong oleh motivasi intrinsik), dan guru punya peran penting dalam melakukan proses merancah (scaffolding).
Ketiga, “Membaca Bermakna”. Di sini peserta belajar lebih mendalam bagaimana caranya memfasilitasi siswa untuk bisa memaknai bacaan. Peserta diajak membahas makna dari “literasi aktif”, lalu setelahnya diajak merefleksikan pentingnya bertanya.
Peserta belajar beberapa kerangka yang bisa digunakan untuk merancang pertanyaan terkait bacaan, lalu diajak mempelajari kembali contoh kegiatan sebelum membaca (pre-reading), saat membaca (while reading), dan setelah membaca (after reading), lalu diperkenalkan pada pengatur grafis yang bisa dijadikan alat bantu untuk membantu siswa memahami bacaan (jadi tidak sekadar menyuruh siswa membaca dan merangkum bacaan saja), setelahnya peserta diajak menyimpulkan seluruh rangkaian training Gernas Tastaba sambil merefleksikan perubahan yang terjadi.
Lalu, diajak membuat rencana aksi terkait perubahan yang ingin dilakukan. Cerita perubahan ini akan ditampilkan dalam bentuk karya (poster, video, presentasi, dll) yang kemudian akan dipamerkan di sebuah kegiatan yang boleh dihadiri oleh guru-guru lainnya.