NAMA wedang ini bagi saya menarik. Sendang ayu. Setahu saya, sendang adalah sebuah tempat semacam kolam yang airnya sejuk, asli dari mata air pegunungan. Ayu, kita tahu semua, artinya cantik. Sendang ayu, artinya kolam yang cantik. Kalau Ayu Tingting, beda lagi ya.

Saya menemukan minuman panas ini di Pasar Ngasem, Yogyakarta, Sabtu (19/3/2022) di suatu pagi saat matahari mulai menyembul. Pasar Ngasem yang dulu merupakan pasar burung, beberapa tahun ini sudah disulap menjadi pasar kuliner trdisional. Nasi gudeg, bubur gudeg, nasi lodeh, nasi brongkos, nasi sop, apem, beragam gorengan, beragam jajan pasar yang lain, berlimpah. Begitu juga dengan jenis wedang-wedangan. Kalau wedang kopi, wedang teh, wedang jahe, wedang jeruk, tentu sudah sangat biasa. Juga wedang uwuh, minuman yang sangat populer di Yogya. Nah, tentang wedang sendang ayu, saya baru tahu, meskipun sebenarnya wedang ini juga sudah lama ada.

Yogya memang terkenal dengan berbagai jenis wedang. Suatu pagi, kami rombongan dari Kememdes PDTT singgah di sebuah warung kopi saat perjalanan menuju Bandara Kulonprogo. Sambil menunggu kedatangan rombongan anggota Komisi V DPR RI yang akan melakukan kunjungan spesifik ke Bumdes Amarta di Sleman, kami menikmati pisang goreng dan mendoan yang konon sangat masyhur lezatnya. Ternyata tidak hanya makanannya yang lezat, wedang-wedangannya juga anglek. Beberapa di antaranya bernama wedang waras, 1wedang asmara, wedang gagasan, dan lain-lain. Semua dibuat dari beragam rempah segar dan kering. Yang terlihat adalah daun sereh, kapulaga, cengkeh, jahe, dan gula merah utuh. Kalau diaduk, gula merah tersebut akan lumer dan menyatu dengan air panas dan membuat warna wedang menjadi coklat tua.

Nah, wedang sendang ayu, mirip dengan wedang-wedang tersebut. Hanya saja, gelas penyajiannya berbeda, dengan gelas yang lebih pendek dan lebih lebar. Pebedaannya lagi, pada wedang ayu ada irisan jeruk, bukan jeruk nipis dan bukan jeruk lemon, lebih mirip dengan jeruk buah, namun kulitnya tipis dan rasanya agak asam. Jeruk apa ya namanya, saya lupa. Nah, berbagai bahan itu ditata sedemikian rupa di gelas yang pendek besar dengan penataan yang cantik. Mungkin karena inilah namaya sendang ayu. Gula yang digunakan adalah gula batu, sehingga kalau diaduk, warna wedang tetap bening.

Air panas yang digunakan direbus di atas tungku arang. Tidak hanya untuk merebus air, tungku arang juga digunakan untuk memanggang jahe emprit, jahe kecil yang rasa pedasnya lebih tajam daripada jahe besar. Saat disajikan, wedang tersebut tidak hanya penampilannya yang menarik, aromanya juga semerbak harum. Perpaduan antara daun sere, jahe, kapulaga, cengkeh, dan irisan jeruk.

Nah, bagi Anda yang belum pernah mencoba, silakan mencoba. Menikmati hangatnya segelas wedang sendang ayu, sepiring bubur gudeg, dan keramahan Pasar Ngasem dan orang-orangnya yang hangat bersahabat. (luthfiyan nr)

SUMBER: www.luthfiyah.com