JAKARTA, RIPOST.ID-Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, merekomendasikan Museum Pasifika Bali sebagai salah satu tempat side event G20.
Langkah Sandiwara ini sebagai upaya memberikan apresiasi kepada para seniman atas karya seni yang bernilai tinggi sekaligus mendorong kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sandiaga mengaku, rekomendasi itu dikeluarkan setelah dirinya diajak oleh pendiri Museum Pasifika, Philippe, berkeliling.
Museum Pasifika, menurutnya, menyimpan 600 karya seni lukisan serta pahatan yang mengesankan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik.
Selain itu, Museum Pasifika juga menjadi pusat budaya dengan mengedepankan aspek pendidikan dan sosial, dan daya tarik wisata bertaraf internasional.
Indonesia sendiri memiliki koleksi masterpiece dari Raden Saleh hingga Lempad, dari Affandi dan Hendra hingga Kobot.
“Ini menunjukkan bahwa karya seni Indonesia sangat potensial dan luar biasa,” kata Sandiaga usai meninjau Museum Pasifika, di Nusa Dua, Bali, Minggu (15/1).
Menparekraf menyadari, pandemi COVID-19 sangat menghantam kegiatan yang berbasis seni, tak terkecuali Museum Pasifika mengalami.
Tapi, Sandiaga menghargai inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang dilakukan Museum Pasifika. Salah satunya dengan mendapatkan sertifikasi CHSE.
Selain itu, seiring pesatnya perkembangan digital di era metaverse ini, Menparekraf melihat banyak peluang agar pelaku seni dapat mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
“Di tengah-tengah NFT dan juga bagaimana memonetisasi karya-karya seni di dalam metaverse kita melihat ada ruang. Museum Pasifika ini musti menjadi agent of change,” katanya.
Menparekraf juga berencana untuk melakukan roadshow ke beberapa museum agar museum ini tidak hanya menjadi tempat yang statis, tapi menjadi destinasi yang memiliki cerita yang kuat. Sehingga, pengunjung yang datang mendapatkan pesan dan kesan yang mendalam. (ahm)