SURABAYA | ripost.id – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta kepada para  mahasiswa Al Azhar Cairo Mesir yang mendapat program beasiswa dari Pemprov Jatim nantinya bukan hanya sekedar belajar dan mendapat ijazah.

Namun diharapkan mereka juga ikut membantu menyiapkan percepatan kerjasama Sister Province antara Alexandria dengan Jatim untuk percepatan renaisance Asia bisa ditangkap oleh Indonesia khususnya Jatim.

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Khofifah saat memberikan  pengarahan dan pelepasan mahasiswa program beasiswa santri pondok pesantren BSPP Jatim ke Universitas Al Azhar Cairo Mesir di gedung negara Grahadi Surabaya, Selasa (4/1/2022) petang.

“Ada hal-hal yang serius dan strategis bagi seluruh mahasiswa Al Azhar yang akan berangkat, bahwa mereka tidak sekedar sekolah dan mendapatkan ilmu dan ijazah. Sebab ada sesuatu yang lebih besar dari renaisance (abad pencerahan) yang berkembang ke Asia sudah semestinya ditangkap oleh Indonesia. Kebetulan pesantren terbanyak itu ada di Jatim, dan dari sini akan terlahir Islam Rahmatan Lil Alamin. Ini tugas besar namun tidak berat jika dilakukan bersama-sama,” kata Khofifah Indar Parawansa.

Di sisi lain, lanjut Khofifah grand syeikh Al Azhar juga pernah menyatakan bahwa dunia Islam di Timur Tengah juga sudah lelah karena terus memanas.  Solusinya adalah dengan pendidikan generasi muda untuk mencegah paham radikal dan ekstrem.

“Kalau kita bisa menanamkan nilai-nilai Islam yang benar dalam diri generasi muda berarti kita sudah bisa memutus jalan dari terorisme. Pesan dari grand syeikh Al Azhar ini tentu akan menjadi catatan kita semua bahwa kehadiran Islam penuh kasih dan damai Rahmatan Lil Alamin itu dibutuhkan dunia,” tegasnya.

 

RENAISANCE

 

Mantan Mensos ini mengakui sejak 2010 ada prediksi dari Tesar Mahbubani bahwa renaisance itu akan masuk ke Asia setelah muncul di timur tengah lalu berkembang ke dunia barat. Hal itu diperkuat pendapat Syeikh Yusuf Qordawi pada 2019 lalu juga memberikan prediksi bahwa nanti centrum penyiaran Islam itu akan berangkat dari Indonesia.

Bak gayung bersambut, kata Khofifah saat wakil grand syeikh Al Azhar Cairo, Syeikh Khudud berkunjung ke Jatim, pihaknya menyampaikan keinginan agar Jatim mendapatkan jatah kuota (seat) beasiswa dari Al Azhar. Namun kewenangan tersebut ada pada Grand Syeikh, sehingga kemudian kami diberi kesempatan berkunjung langsung ke Al Azhar Mesir

“Saat ketemu grand syeikh Al Azhar, saya sampaikan di Jatim ada program beasiswa untuk guru madin dan untuk program S1 sudah selesai dan tahun ini masuk ke program S2 dan S3. Saya ingin program S1 nya kita ingin dikirim ke Mesir,” ungkap ketum PP Muslimat NU.

Selanjutnya, sekitar 3 bulan lalu ketika rais aam PBNU KH MIftahul Akhyar ke Mesir juga menyampaikan potensi Jatim yang bisa dikerjasamakan dengan Al Azhar karena Jatim banyak memiliki pesantren. Selanjutnya Dubes Mesir diminta untuk melihat langsung ke Jatim.

“Saat Dubes Mesir ke Jatim saya dampingi untuk bisa melihat metode talakki yang digunakan beberapa pesantren di Jatim, seperti di Ponpes Langitan Tuban, Sidogiri Pasuruan, dan Salafiyah Syafi’iyah Sitobondo,” jelasnya.

Dalam kunjungan tersebut, Dubes Mesir juga kita perlihatkan turos karya ulama Jatim dan mereka tertarik dengan karya-karya ulama Jatim, seperti karya Syaikhona Kholil Bangkalan. “Makanya Dubes Mesir kemudian mengajak tukar menukar turos yang ada di Alexandria dengan yang ada di Jatim,” jelas Khofifah.

Selanjutnya, kata Khofifah, Dubes Indonesia yang ada di Cairo juga menindaklanjuti keinginan Provinsi Jatim dengan mengirim surat yang isinya menayakan tentang kerjasama sister province dengan Alexandria

“3 hari lalu Kemendagri juga bersurat menyarankan supaya Jatim segera menyiapkan identifikasi jika Jatim memang ingin melakukan sister province dengan Alexandria,” imbuhnya.

Sementara itu, Hamid Syarif ketua LPPD  Jatim menambahkan bahwa beasiswa ke Al Azhar Mesir dari Pemprov Jatim untuk program Strata 1 yang harus diselesaikan 8 semester untuk gelombang pertama ini diikuti sebanyak 30 orang mahasiswa.

“Mereka akan berangkat tanggal 6 Januari besok, kita memberikan uang saku sebesar Rp.2,3 juta perbulan. Sedangkan untuk visa, parpor dan asrama sudah kita sediakan,” jelasnya.

Ia mengaku pada gelombang pertama ini pihaknya baru bisa menyiapkan asrama berupa sewa 4 rumah beserta parabotannya untuk mahasiswa Al Azhar Cairo. Sebab apartemen yang hendak dibeli Pemprov Jatim harus disesuaikan dengan regulasi yang ada atau tidak mudah.

“Nilainya itu Rp.15,5 Miliar, di daerah distrik VII yang memang ideal karena berada di tengah kota. Tapi proses pencairan anggaran yang dialokasikan pada tahun 2021 itu masih dicari formulasinya dan tadi sudah dibicarakan dengan pihak KBRI formulasinya seperti apa,”  pungkas Hamid Syarif. rps1