SURABAYA | ripost.id – Wacana pembentukan provinsi Madura terus dimatangkan. Pertemuan-pertemuan rutin beberapa tokoh pulau garam yang tergabung dalam Perjuangan Panitia Nasional Pembentukan Provinsi Madura terus dilakukan. Terbaru, sekitar 30 tokoh lintas profesi dan para kiai bertemu. Pertemuan yang digelar pada Senin (10/1) di Hotel Elmi Surabaya semakin istimewa karena dihadiri oleh Budayawan Nasional, Erros Djarot.

Ketua Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) Jawa Timur, Buchori Imron, satu diantara beberapa tokoh Madura yang datang, mengatakan, pertemuan yang berlangsung gayeng itu konsisten memperjuangkan terwujudnya provinsi Madura. Keinginan besar ini mutlak dibutuhkan untuk mengentas kemiskinan di Pulau Garam.

“Dulu pernah jadi Negara, juga pernah Kadipaten, nah kita butuh dukungan, termasuk pak Erros Djarot karena dekat dengan presiden,” ujarnya, Selasa (11/1).

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya ini menegaskan, perjuangan mewujudkan provinsi Madura tidak akan surut. Beberapa kali bersurat ke presiden, tapi gagal. Demikian juga melalui jalur hukum dengan ujia materi ke Mahkamah Konstitusi (MK), tetapi juga tidak membuahkan hasil.

“Karena syaratnya menjadi provinsi itu harus ada lima kabupaten, sementara Madura hanya empat, untuk pemerakan kayaknya juga susah, mulai dari Bangkalan sampai Sumenep tidak ada yang bisa, dengan kedekatan pak Djarot (dengan presiden) mungkin bisa dibuatkan diskresi,” katanya.

Selain membahas provinsi Madura, pembangunan tol Tras Madura juga serius dibicarakan. Madura sangat butuh terhadap tol yang melintas dari Bangkalan sampai Kalianget Sumenep. Akses jalan di empat kabupaten Madura dari para kemerdekaan sampai reformasi hanya ada dua, jalur selatan dan utara.

Buchori mengatakan, tol Tras Madura ini dibutuhkan untuk percepatan pembangunan ekonomi. Kondisi ekonomi di Pulau Madura termasuk yang sangat rendah dibanding kabupaten/kota lain di Jawa Timur.

“Kita juga membahas rencana pembangunan tol sepanjang Madura, saya rasa ini bisa dilakukan oleh presiden. Daerah lain, seperti Papua, Sumatera yang tidak minta, dibangun oleh presiden, apalagi kita di Madura yang memang butuh dan minta, saya rasa presiden mampu membangun itu,” harapnya.

Tak hanya itu, rencana pembuatan film dengan mengangkat sejarah Jokotole juga dibicarakan dalam pertemuan kemarin. Kehadiran film ini dibutuhkan untuk mengimbangi isu-isu negatif tentang pulau madura.

Menurutnya, di kalangan suku lain, suku Madura hanya dikenal dengan citra negatif dan golongan kelas bawah. Padahal, Madura tidak seburuh itu. Banyak putra Madura yang sudah mengharumkan nama baik bangsa, ada yang menjadi rector, professor, dan pejabat publik.

“Dengan hadirnya film Jokotole ini nanti akan mampu mempengaruhi anak-anak muda madura. Pak Erros Djarto akan membantu pembuatan film ini dengan latar belakang beliau sebagai seniman,” tukasnya. rps