CIREBON | ripost.id  – Untuk membangun generasi emas Indonesia 2045, NUCircle meyakini kesehatan ibu hamil dan penurunan angka prevalensi stunting   menjadi faktor kunci. Karena itu, pengurangan angka stunting di Indonesia harus dilakukan secara serius  oleh seluruh elemen masyarakat. Atas dasar itulah,  bersama Pondok Pesantren KHAS Kempek, NUCircle mengambil inisiatif kecil berdampak dengan meluncurkan Pojok  Stunting. Peluncuran dilakukan di Ponpes KHAS Kempek di Cirebon, Jawa Barat Selasa (19/12).

Staf Khusus Wakil Presiden yang juga Ketua NUCircle Dr. Gatot Prio Utomo menegaskan Pojok  Stunting berada dalam satu kesatuan dengan  Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dengan melibatkan multipihak seperti Pondok Pesantren,  Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), Puskesmas, organisasi masyarakat  bidang  kesehatan, korporasi  dan media massa.

“Isu stunting ini memang harus dikeroyok oleh seluruh pihak. Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14 persen. Angka ini harus bisa direalisasi sehingga diperlukan gotong royong semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat luas, perguruan tinggi, pesantren dan terutama BKKBN,” kata Gatot Prio Utomo dalam sambutan jarak jauh dalam peluncuran Pojok Stunting.

Gatot menyatakan bahwa selain pendidikan, stunting ini menjadi  penyebab utama rendahnya mutu pembangunan manusia di Indonesia. Karena itu, inisiatif-inisiatif  kecil di masyarakat dalam  mengurangi dan mencegah stunting sangat diapresiasi  Seperti Pojok Stunting ini diharapkan bisa berdampak besar bagi kesehatan ibu hamil dan bayi di sekitar pondok.

“Selama ini pesantren belum tersentuh kampanye penurunan prevalensi stunting. Padahal di pesantren terdapat jutaan calon ibu. Mereka harus mendapatkan perhatian sebelum menjadi ibu dan melahirkan anak-anak Indonesia,” ujarnya.

Pojok Stunting memiliki layanan antara lain pencatatan dan dokumentasi data,  Pengukuran antropometri,  Pencatatan KMS (Kartu Menuju Sehat), Penyuluhan gizi dan Pelayanan medis / kesehatan.

“Kegiatan Pojok Stunting akan menyasar anak stunting, ibu hamil berisiko,  dan  kader posyandu sebagai bagian inti dari upaya pencegahan stunting,” imbuhnya.

Selain itu, Pojok Stunting akan menciptakan Kader Pemantau Stunting dari Mahasiswa Stikes  KHAS Kempek. Para mahasiswa dilatih untuk menjadi kader pemantau stunting di wilayah sekitar Ponpes dan sekitarnya. Harapannya, selain memantau stunting di wilayah Cirebon, mahasiswi juga diharapkan dapat mensosialisasikan kesehatan reproduksi para calon ibu terutama asupan pil penambah darah bagi pelajar dan mahasiswi.

“Stikes juga akan menugaskan 5 dosen sebagai supervisor pemantauan stunting di wilayah ini. Harapannya kolaborasi dosen dan mahasiswa dalam pemberantasan stunting bisa menginspirasi sebuah gerakan masyarakat dalam pencegahan stunting di Cirebon, khususnya dan Indonesia,” kata Gatot menambahkan.

Rencananya, layanan pojok stunting ini sebagai Prototype Layanan Poskestren, sekaligus nantinya merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat mahasiswa dan dosen STIKes KHAS Kempek.

Sementara itu, Ketua STIKes Kempek dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, Sp. PD menyatakan Pojok Stunting merupakan implementasi dari Tri  Dharma Perguruan Tinggi STIKes KHAS Kempek.

“Saya berharap Pojok Stunting dapat sustain sebagai bentuk nyata program pengentasan stunting dan ini adalah bentuk partisipasi nyata dari mahasiswa STIKes KHAS Kempek dalam program pencegahan stunting,” tegasnya.

Menurutnya, Pojok Stunting berada dalam  Poskestren KHAS Kempek ini telah  bekerjasama dengan puskesmas – puskesmas di sekitar Pesantren KHAS Kempek. Kerjasama dengan berbagai pihak ini merupakan   model nyata dari implementasi hubungan pentahelix dalam program pengentasan stunting.

Hadir memberikan dukungan peluncuran  Pojok  Stunting antara lain pengasuh Ponpes KHAS Kempek  KH. Ahmad Zaeni Dahlan, KH. Muhammad BJ, Gus Ahmad Ashif Shofiyullah, dr. Ahmad Fariz Malvi Zamzam Zein, Sp. PD (Ketua STIKes Kempek), Yuli Indriasari (Kepala Puskesmas Winong) beserta jajaran, Kuwu Desa Kempek, Tim Dinas Kesehatan Jawa Barat, Ki Bambang Pharmasetiawan (NU Circle) dadanperwakilan SMA Garuda Cendekia. rps