BANDAR LAMPUNG | ripos.id – Anda penyukai kelapa muda asal Negeri Gajah,  Thailand? Jika iya, Anda mesti melirik DegKla. Produk minuman olahan dari kelapa muda asal “Kota Gajah,” Lampung. DegKla menjadi salah satu produk UMKM Lampung yang mewarnai kegiatan Raker Kemendag 1-2 Maret di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Produk ini asli dibuat di pelosok desa di Kabupaten Way Kanan. Tepatnya di Desa Bumiharjo, Kecamatan Buaybahuga, Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Minuman olahan ini berbahan baku air kelapa murni dengan formula jeli yang dibuat secara khusus dan dikemas dan disuguhkan langsung bersama buah kelapa muda (degan).

“Awalnya DegKla ini kami buat dari kelapa gading dan sekarang sudah bisa digunakan dari semua jenis kelapa. Formula jelinya kami olah secara khusus sehingga menghasilkan jeli kelapa muda yang segar dan menyehatkan,” kata Siti Masruroh, pemilik merek DegKla, di sela Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Untuk melayani pelanggan dan konsumen dari berbagai daerah di Lampung, produk DegKla juga dikemas dalam wadah plastik agar lebih mudah dibawa ke mana-mana. Saat ini, DegKla sudah menjadi jamuan kuliner yang “wajib” disuguhkan kepada wisatawan maupun pejabat dari berbagai kementerian yang berkunjung dan mengadakan kegiatan di Lampung.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur DegKla sudah mulai dikenal dan terus berkembang,” kata Bunda Simas, panggilan Siti Masruroh.

Produk DegKla ini asli dibuat di pelosok desa di Kabupaten Way Kanan.
Produk DegKla ini asli dibuat di pelosok desa di Kabupaten Way Kanan.

Produk ini kini sudah mulai menyebar ke ritel modern, restaurant dan kafe. Tak hanya di Lampung, sejumlah daerah di luar Lampung juga mulai menjualnya. DegKla sudah bisa dipesan melalui bisnis waralaba (franchise). Harga yang dipatok juga cukup tinggi sebesar Rp25 juta. Mitra DegKla akan mendapatkan support pelatihan dan bimbingan lengkap serta formula jeli kelapa muda yang segar dan menyehatkan.

Dari Way Kanan, produk DegKla kini sudah mulai menyebar ke sejumlah kota di Provinsi Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.  rps