KOTA KEDIRI | ripost.id – Upaya masyarakat mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045 terus bergerak. Bersama Dinas Pendidikan Kota Kediri, Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) menggelar pelatihan Tadris Matematika. Pelatihan numerasi bagi guru SD dan MI ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam membangun strategi pembelajaran matematika secara lebih bernalar, kontekstual, sederhana dan mendasar.
Sedikitnya 50 guru SD/MI di Kota Kediri akan dilatih selama 6 hari yang dilaksanakan dua gelombang. Gelombang pertama pelatihan dilaksanakan selama tiga hari dan gelombang kedua tiga hari. Proses pelatihan dalam sehari akan memakan waktu selama minimal 6 jam efektif.
“Saya berharap guru-guru peserta pelatihan ini betul-betul dapat memahami strategi pembelajaran ala Gernas Tastaka sehingga pembelajaran matematika di kelas akan lebih bernalar, kontekstual,sederhana dan mendasar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri M. Anang Kurniawan, dalam pembukaan Tadris Matematika yang digelar di Aula Disdik Kota Kediri Sabtu (17/2/2024).
Seperti halnya pelatihan di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat di Sumatera Selatan, Anang meminta Kota Kediri juga mendapatkan pelatihan yang sama. “Termasuk binbingan khusus melalui Coaching intensif dan Festival Hasil Belajar. Harapan kami Kota Kediri memiliki guru-guru matematika yang hebat dan siswa yang cerdas,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua NU Circle Ahmad Rizali menuturkan program Tadris Matematika akan terus bergerak untuk memastikan anak Indonesia mampu bernalar lebih baik sehingga di masa depan bisa lebih produktif.
“Saat ini kompetensi numerasi anak Indonesia masih sangat buruk. Implikasinya adalah angka Human Capital Index (HCI) Indonesia juga ikut buruk. Jika ini dibiarkan, capaian Indonesia Emas hanya omong kosong. Masyarakat harus bergerak melakukan inisiatif perbaikan. NUC melalui Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) telah melakukannya,” kata Ahmad Rizali saat pembukaan Tadris Matematika.
Menurutnya, angka HCI Indonesia harus baik. Saat ini angkanya hanya 54 persen. Caranya Pemerintah harus membuat payung hukum secara nasional untuk mempercepat peningkatan mutu pendidikan dasar.
“Selain gerakan masyarakat secara nasional, Pemerintah punya peran penting yaitu membuat regulasi semacam Perpres Percepatan Peningkatan Mutu Pendidikan (Dasar). Cara ini akan menggerakkan banyak pihak dan seluruh institusi untuk memperhatikan kualitas pendidikan dasar di setiap wilayah di Indonesia secara terstruktur sistematis dan masif,” ujarnya.
Kepada Kota Kediri, Ahmad Rizali meminta Walikota Kediri dan Dinas Pendidikan Kota Kediri melakukan sinergi lima pihak atau Pentahelix. Sinergi melibatkan korporasi di Kediri seperti Djarum Foundation, Universitas, dan media massa. “Dengan sinergi Pentahelix, kami yakin gerakan mencerdaskan anak-anak Indonesia dapat lebih efektif dan berkelanjutan,” tegasnya.
Atas dukungan PT Paragon, Program Tadris Matematika NU Circle ini telah dilaksanakan selama tiga tahun. Fokus gerakan Tadris Matematika mengedukasi guru madrasah ibtidaiyah di pondok pesantren dan di lingkungan Kanwil Kementerian Agama serta Dinas Pendidikan di berbagai daerah. Dampak terbesar dari gerakan Tadris Matematika adalah membangun kompetensi guru MI/SD agar mampu membangun siswa siswi yang lebih bisa berpikir dan bernalar melalui kompetensi matematika. rps