JAKARTA | ripost.id – Kinerja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan benar-benar patut dibanggakan. Mandat Presiden Joko Widodo dilaksanakan tuntas. Sebelumnya stok minyak goreng sulit kini sangat melimpah. Harga minyak goreng yang sebelumya selangit kini bahkan di bawah HET (Harta Eceran Tertinggi). Terobosan menurunkan harga minyak goreng dengan meluncurkan produk minyak goreng bermerek MINYAKITA berhasil membuat emak-emak sumringah.

Di Jakarta, harga minyak goreng MINYAKITA dijual di bawah HET Rp 14.000/liter menjadi hanya Rp12.500/liter. Harga ini ditengarai termurah secara nasional.

“Sebelumnya saya jual Rp14.000/liter. Sekarang kami ambil MINYAKITA ke agen yang lebih murah sehingga saya menjualnya dengan harga yang jauh  lebih murah lagi,” kata Yuli, pedagang minyak goreng di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Dalam 100 hari kinerja Mendag, minyak goreng menjadi isu utama. Mendag berhasil menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok, khususnya harga minyak goreng. Harga rata-rata nasional minyak goreng curah tercatat sebesar Rp13.800/liter. Selain itu, minyak goreng MINYAKITA telah tersedia di 33 Provinsi, termasuk Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat dengan harga sesuai HET.

“Pada saat saya dilantik sebagai Menteri Perdagangan tanggal 15 Juni 2022, janji saya kepada Presiden adalah dalam satu bulan akan menurunkan harga dan menyediakan minyak goreng dengan harga terjangkau bagi masyarakat. Alhamdulillah dalam waktu dua minggu saya bertugas, harga minyak goreng kemasan sederhana mulai turun sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp14.000/liter,” terang Mendag Zulkifli Hasan, saat konferensi pers 100 Hari Kinerja Mendag.

Harga 10 barang kebutuhan pokok juga mengalami penurunan yaitu daging sapi, cabai merah besar, cabai rawit keriting, cabai rawit merah, daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng kemasan sederhana, gula pasir dan minyak goreng curah.

Dalam bidang perdagangan luar negeri, Mendag Zulkifli Hasan berhasil menjaga kinerja perdagangan Indonesia tetap surplus. Pada Agustus 2022, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar USD 5,76 miliar. Sementara pada Januari—Agustus 2022 surplus Indonesia mencapai USD 34,92 miliar. Pada periode ini, ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD 194,60 miliar, atau naik 35,42 persen dibanding periode yang sama tahun 2021.

Ekspor ke negara mitra utama juga terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021. Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbesar senilai USD 39,08 miliar, berkontribusi sebesar 21,27 persen terhadap total ekspor nonmigas. Sementara ekspor ke India mengalami kenaikan tertinggi mencapai 93,79 persen secara tahunan (YoY).

Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, Mendag Zulkifli Hasan telah melakukan berbagai strategi. Di antaranya dengan membuka akses pasar global melalui berbagai perundingan perdagangan internasional. Di antaranya melalui Penandatanganan Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) pada 1 Juli 2022, pengesahan Undang-undang tentang perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Pengesahan Undang-undang tentang Perjanjian Indonesia – Korea CEPA pada 30 Agustus 2022. rps